Saturday, November 24, 2018

Me Over The Social Media

Assalamu'alaikum warhamatullahi wabarakatuh :)

Akhirnya masuk ke topik di luar dunia per-blogging-an, yaitu tentang sosial media. Jawaban penulis sih sederhana, sosial media itu kayak barang. Baik buruknya efek yang ditimbulkan barang tersebut tergantung penggunanya. Jawaban sejuta umat yang sudah sangat lumrah.

Lalu apakah tulisan ini akan berhenti di sini begitu saja? Hohohohoho.


Platform sosial media itu ada banyak jenisnya dan macam-macam kegunaannya. Penulis pengen bahas satu-satu mulai dari sosmed milenial nomor wahid (Instagram) sampai sosmed wajib para desain grafis (Pinterest). Penulis punya sikap yang berbeda-beda di tiap sosmed. Begitulah, kadang pencitraan itu memang perlu. Kalau nggak pencitraan, semua orang bisa menjadi Awkarin.

Kadang pencitraan itu memang perlu.

 Instagram

Akhir-akhir ini penulis mulai jarang menggunakan Instagram, nggak sesering dulu. Penulis sekarang lebih suka bersarang di Twitter karena setidaknya menurut penulis, kehidupan di Twitter itu lebih realistis. Sedangkan di Instagram, kebanyakan kita disuguhkan hanya bagian kehidupan yang indah saja. Btw, penulis jadi ingat cuitan salah satu user Twitter.


Tak terhitung seringnya penulis deactivate akun Instagram, misalnya pas masa-masa ujian, atau masa-masa penulis tidak membutuhkan Instagram. Kalau sekarang sih butuh banget hahaha. Kan buat share hasil tulisanku supaya kalian baca. Enaknya deactivate itu akun Instagram kita menghilang untuk sementara waktu, jadi pengguna Instagram lain tidak bisa menemukannya meskipun kita cari namanya di search. Dulu sih penulis pertama kali deactivate karena emang beneran frustasi. Tapi makin ke sini alasannya sangat sederhana, seperti menghabiskan kuota.

Baca juga "Peketo Effect"

Penulis kadang-kadang update snapgram. Dulu menghabiskan menonton story adalah kewajiban, tapi sekarang penulis mampir Instagram cuma buat update snapgram, like foto di timeline, udah. Penulis kayak udah nggak peduli-peduli amat hahaha. Mana sekarang di Instagram bertebaran paid promote. Pernah pada suatu masa, 1/8 dari following penulis menjadi panitia suatu acara yang sama, dan begitu paid promote, timeline langsung penuh. Ugh bikin males liatnya.

Twitter

Nah ini platform favorit penulis sekarang. Yang banyak dilihat orang di Instagram adalah pencitraan. Aku lebih leluasa menunjukkan jati diriku di Twitter. Dan tentunya alasan lainnya adalah karena penulis ingin hemat kuota. Tapi tidak banyak orang yang follow Twitter penulis. Yah, penulis bisa maklum sih. Penulis lebih liar dari yang bisa kalian lihat dan tidak semua orang bisa tahan dengan semua itu.

Kalau kalian mau follow, penulis ingatkan dulu mulai sekarang, 50% isi dari twit penulis adalah tentang kpop. Kali aja gitu kalian ada yang kalau dengar kata kpop kuping langsung panas, badan langsung kejang-kejang, perut mual-mual, gangguan kehamilan dan janin. Daripada kalian nanti sudah follow terus di-unfol karena nggak betah heuheuheu.

Baca juga "Me Over The Kpop Virus"

Facebook

Sosmed paling laris pada masanya. Penulis tumbuh dari gadis alay yang hobinya menulis huruf kecil besar, kasih tanda-tanda nggak penting, tulisan dicampur huruf dan karakter, hingga menjadi gadis yang takut kena semprot Ivan Lannin, semuanya terjadi di Facebook. Penulis pengguna aktif Facebook sejak SD, tapi akun Facebook juga tidak cukup satu. Semuanya butuh proses.

Facebook pertama penulis sejak SD dulu sekarang namanya panjang banget, dan penulis udah lupa password-nya jadi nggak bisa ganti. L***aremacintasdi Ditarespectormbambez WKWKWKWKWKWK nggak papa ketawa aja nggak usah ditahan-tahan. Namanya juga dulu masih SD, masih alay. Dulu bahkan penulis nggak tau Respector itu nama fans Bondan Prakoso, asal pake saja.

Terus akun kedua itu akun yang level Pet Society-nya sudah yahud. Sempet namanya Metafisika Armageddon WKWKWKWKWKW APA BANGET COBA ITU MAH BUKAN NAMA FACEBOOK HARUSNYA JUDUL SKRIPSI. Ya begitulah. Aku masih alay teman-teman, maafkan.

Lalu bikin akun baru lagi ketika SMP, dan nama pertamanya sangat-sangat alay tapi di pondokku sangat kekikinian, yaitu ******** ****** ******************** (disensor karena satu dan lain hal, tapi anak-anak yang dulu Dinamika satu kelompok dengan penulis tau. Ada yang masih inget?). Kemudian nama alay itu berganti menjadi agak normal, DitaKtif Peketo. Lalu berganti lagi menjadi senormal-normalnya nama asli, hingga penulis memilih nama R Nilna Salsabila. Dan nggak disangka-sangka nama itu jadi nama yang terpampang di name tag-ku waktu MAN. Normalnya nama teman-temanku yang disingkat adalah kata terakhir, tapi milikku tidak. Yang disingkat justru kata pertama.


Blog

Blog juga penulis melalang buana dari Blogspot, Wordpress, kemudian kembali ke Blogspot lagi. Karena tampilan Blogspot lebih enak diutak-atik sesuai keinginan penulis, kalau di Wordpress sudah diset dari template-nya. Penulis nggak begitu tertarik menggunakan Tumblr karena tampilannya cenderung monoton, dan penulis sudah punya Twitter, sarana untuk menulis yang singkat-singkat Kalau yang panjang-panjang mending di Blogspot sekalian.

Ask.fm

#RIPAsk.fm karena sudah ada fitur question di Instagram. Ask.fm sekarang juga punya fitur shout out jadi bisa bertanya pada user yang tidak dikenal tapi wilayah penggunanya berdekatan. Mungkin karena sudah sepi pengunjung.

Path

Penulis memang bukan pengguna aktif sosmed yang satu ini, tapi #RIPPath.

Youtube

Semi sosmed, sih. Tapi ini adalah pelarian penulis. Jadi kalau penulis lagi pegang HP, tapi nggak aktif di Instagram, Twitter, wa ala alihi wa shohbihi, artinya penulis sedang menghabiskan waktu di Youtube. Youtube itu obat untuk kecanduan sosmed, tapi gantinya malah jadi kecanduan Youtube. Memang obatnya kecanduan itu cuma satu: hapenya ditaroh.

Memang obatnya kecanduan itu cuma satu: hapenya ditaroh.

Pinterest

Gudang inspirasi bagi penulis yang sering jadi anak dekor dan multimedia. Selain itu penulis juga bisa mencari inspirasi untuk gambar (foto-foto fansite misalnya) atau foto-foto pemandangan yang estetik. Pinterest sudah menjadi sosmed wajib bagi orang-orang seperti penulis. Tapi di Pinterest kontennya banyak, apalagi meme hehehehehehe.

Tapi sekarang beberapa sosmed itu punya fungsi yang mirip-mirip. Instagram punya story, banyak yang mengikuti seperti Whatsapp, Facebook, bahkan Youtube. Facebook punya fitur online, Whatsapp juga, Instagram ikut-ikutan dan penulis harap jangan sampai Twitter juga huhuhu gua persembunyianku. Facebook punya timeline, semuanya juga punya bahkan aplikasi chatting seperti LINE. Ask.fm sudah kehilangan perannya digantikan fitur question Instagram. Setidaknya setiap sosmed memiliki 1 ciri khas yang unik meskipun punya beberapa fitur yang mirip dengan sosmed lain.

Ya begitulah sekian postingan hari ini. Terima kasih sudah membaca!

2 comments:

  1. Itu R nya yg disingkat biar kayak gelar bangsawan kali dit wqwq😂😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Raden Nilna Salsabila wkwkwk "dit"-nya dari mana dong :")

      Delete

About Me

PeketoWritan

Peketo hanyalah nama julukan yang diberikan teman-teman penulis sejak kecil dan akhirnya ia gunakan sebagai nama pena. Kelahiran Malang dan tidak betah panas. Sangat menyukai lemon dan warna kuning. Suka menggambar, membaca novel dan buku pengetahuan umum, serta menulis cerita. Rutinitasnya membaca Webtoon tiap jam sepuluh malam.




Recent Posts

recentposts

Random Posts

randomposts