Friday, November 30, 2018

A 100 Million Dreams

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh :D

Halo halo halo! Jumpa lagi dengan saya tidak lain dan tidak bukannn ..........

RADITA PEKETO!! ˚ ҉✧à·† ҉*₊( ‾ Ê–̫ ‾)₊* ҉à·†✧ ҉˚  //plok plok plok plok plok

Saya membuat intro yang tidak biasa karena tema tulisan kali ini adalah tentang jika saya mendapat hadiah Rp100 juta. Saya buat seolah-olah saya menang di kuis Super Deal 2 Milyar. Nah langsung saja tidak perlu kebanyakan cincong, apa yang akan saya beli jika detik ini saya mendapat uang segitu banyaknya?

Laptop

Ini adalah barang yang akan saya beli pertama kali, karena laptop saya sudah sulit diajak berkompromi. Baterainya bocor sehingga ia tidak bisa hidup tanpa charger. Tidak bisa bertahan lebih dari 30 menit karena mudah panas, sehingga dia perlu kipas untuk menyambung hidup. Selain itu, banyak aplikasi yang tidak support karena tipenya 32-bit, sedangkan saya banyak membutuhkan aplikasi 64-bit. Laptop juga menjadi benda sakral bagi mahasiswa dan tentunya jika sudah bekerja nantinya.

Saya berniat membeli laptop yang memiliki versi 64-bit dan tipis (kalau bisa tetap ada CD ROM-nya, tapi kalau tidak ya apa boleh buat). Saya belum memutuskan merk apa tipe berapa, itu bisa dipikir nanti, yang penting kriterianya dulu.

Handphone

Nah kalau laptop sudah aman, saatnya memperbarui handphone.

Sebenarnya saya sudah cukup puas dengan handphone saya kalau saja dia tidak lemot seperti sekarang. Memorinya sering penuh membuat saya harus membersihkannya berkali-kali. Dan handphone saya meskipun dual sim card, tapi salah satu slotnya bisa diisi memori eksternal atau sim card. Karena saya lebih membutuhkan memori eksternal, saya mengorbankan salah satu slot itu dan akhirnya slotnya penuh. Apalah arti dual sim card jika cuma diisi satu kartu saja T_T

Saya ingin membeli ipun karena kameranya bagus, tapi melihat teman-teman saya yang ribet sejuta ribet menggunakan ipun, dan saya nggak suka hal-hal yang ribet, saya jadi enggan. Saya ingin membeli handphone yang mempunyai kapasitas memori internal yang besar, dual sim card dengan slot memori eksternal terpisah, memiliki kamera yang bagus dan anti air. Karena saya sering menjatuhkan handphone, sepertinya tahan banting juga harus masuk kriteria.

Sepeda motor matic

Yah, saya memang belum punya SIM. Bahkan lancar mengendarai motor pun belum. Baru lancar bersepeda saja pas kelas 5 SD.

Tapi saya frustasi karena orang tua saya selalu berjanji kepada saya, "nanti kalau sudah bisa motoran, baru dibelikan motor." Saya berniat belajar motor selama di rumah, namun apa daya motor yang ada di rumah adalah motor bebek, dan kalau mau belajar sendiri saya tidak berani. Kalau matic mungkin saya bisa otodidak (?).  Ayah saya sudah jarang menggunakan motor tersebut karena selalu bepergian menggunakan mobil. Saya pun merajuk agar motor tersebut ditukar tambah dengan motor matic. Namun ayah saya menolaknya.

Dan liburan kemarin adik saya ingin belajar motor. DAN IBU SAYA LANGSUNG MENYURUH KAKAK SAYA UNTUK MENGAJARINYA. PADAHAL DIA BARU KELAS 2 SMP.

SAYA MARAH DONG.

Saya tidak pernah diberi waktu untuk belajar motor, tapi adik saya baru minta satu kali langsung diajari. Setiap saya ingin belajar motor, pasti selalu saja ada alasannya sehingga akhirnya saya tidak jadi belajar. Dunia memang tidak adil.

Dan segala penundaan tersebut saya ketahui sebagai, "nanti saja beli motor sendiri kalau sudah kerja." Haaahhh~~~~

Kamera

Duitnya masih ada nggak, ya? Hehehehe.

Kalau masih ada saya kepingin menjual kamera saya dan ganti beli kamera SLR, atau mirrorless juga oke. Saya tahu di masa depan mungkin saya akan jadi orang yang suka keluyuran ke mana-mana dan saya butuh kamera untuk mengabadikan perjalanan saya.

Siapa tau di masa depan blog ini justru berubah temanya dari personal blog menjadi travel blog? Hehehehe.

Rak buku

Oke, barang ini akan menjadi barang terakhir dalam list ini. Serius. Saya betul-betul membutuhkan rak buku.

Ayah saya bahkan memiliki etalase kaca yang lebih tinggi dari saya untuk menyimpan buku-bukunya. Saya hanya menyimpan buku di rak kosong di bufet ruang tamu. Saya ingin membeli rak buku kayu untuk menyimpan buku-buku saya di kamar saya, sehingga saya tidak perlu ke ruang tamu jika mau membaca buku, karena jarak ruang tamu dengan kamar saya jauh, beda lantai.

Rak buku juga menjamin keselamatan buku-buku saya. Dulu saya mengoleksi banyak komik saat SD, namun begitu kami pindah rumah, komik-komik saya itu hilang entah ke mana. Taunya dibuang. Padahal komik itu saya beli dari uang Rp50.000,00 yang selalu saya terima jika saya berhasil mendapat ranking 1. Harga komik saat itu masih murah sekali sehingga dengan duit segitu saya sudah dapat banyak komik. Saya tidak mau buku-buku koleksi saya sekarang juga dibuang begitu saja, padahal itu saya beli dengan tabungan saya.

Oke cukup! Sisa uangnya akan saya berikan pada orang tua saya, terserah mau dibuat apa.

No comments:

Post a Comment

About Me

PeketoWritan

Peketo hanyalah nama julukan yang diberikan teman-teman penulis sejak kecil dan akhirnya ia gunakan sebagai nama pena. Kelahiran Malang dan tidak betah panas. Sangat menyukai lemon dan warna kuning. Suka menggambar, membaca novel dan buku pengetahuan umum, serta menulis cerita. Rutinitasnya membaca Webtoon tiap jam sepuluh malam.




Recent Posts

recentposts

Random Posts

randomposts