Thursday, March 1, 2018

Kisah Kasih di Gandoang #Day4

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Karena satu dan lain hal (yang jelas bukan karena males) penulis menunda menulis kegiatan hari keempat. Tapi sekarang akan penulis langsung ceritakan saja.

Di hari keempat kami akan melakukan sosialisasi ke sekolah di Desa Gandoang, dan sekolah yang kami tuju adalah SMK PGRI Karisma Bangsa. Sasaran sosialisasi kami adalah seluruh murid kelas X jurusan Administrasi Perkantoran. Seharusnya kami sosialisasi pada anak kelas XII atau setidaknya kelas XI, tapi berhubung kelas XII tengah melaksanakan ujian dan kelas XI sudah libur, maka mau tak mau peserta kegiatan ini adalah kelas X.

Kami berangkat sekitar pukul 9 pagi namun kelas X AP masuk siang, jadi kami pulang kembali ke kantor desa. Sedangkan Mas Handoyo dan Rangga mendampingi sekretaris desa untuk mengikuti kegiatan sosialisasi pajak di kecamatan. Kami menghabiskan waktu dengan menyusun laporan hingga jam 13.30 kami ke SMK lagi untuk sosialisasi yang sesungguhnya.

Setelah menyiapkan microfon, proyektor, dan laptop, kami memulai sosialisasi tentang PKN STAN. Kondisi di kelas kurang kondusif sebab ruangan yang hasil gabungan dari dua ruang kelas itu luar biasa pengapnya sebab diisi oleh banyak sekali siswa dan jumlah kipas angin yang tak seberapa. Jadilah brosur yang kami bagikan berubah menjadi kipas. Belum lagi microfon yang kami gunakan tidak mampu mencapai hingga siswa di kelas belakang. Karena tidak bisa mendengarkan materi yang disampaikan, mereka ribut sendiri. Belum lagi banyak pembicaraan dan informasi yang tidak mereka ketahui sehingga apa yang kami bicarakan tidak nyambung dengan mereka. Saya pribadi menganggap sosialisasi ini gagal. Saya juga menyayangkan tidak ada guru atau pegawai yang membantu kami melaksanakan sosialisasi ini. Kami mempersiapkan segalanya sendiri, termasuk memasang microfon, sound speaker, dan proyektor. Tak ada yang mengawasi jalannya sosialisasi. Beruntung masih ada satu murid yang benar-benar antusias, dan bisa ditebak bahwa dia adalah murid sekolah itu.


Penuh beud
 
 Persiapan

 Kelas belakang. Iya pada diem kan lagi difoto

 Penyampaian materi

 Serius amat, nggak bakal keluar di ujian kok Dek

 Masih penyampaian materi

 Hmmmmm

 Nah ini dia anak yang paling pinter. Kecil imut manis kayak penulis gitu emang

 Dua orang yang selalu berdebat tiap ada kesempatan

 "Orang itu ngapain, deh." ucap mereka yang di belakang

 Menyimaq

 Gadis yang pintar itu jadi incaran mas-mas yang jomblo ini

 "Iya iya iya."

 Akibat mau foto seruangan tapi nggak muat

Selepas sosialisasi, kami langsung makan saking laparnya karena kami tidak makan sebelum berangkat. Masakan padang menjadi santap siang kami ditemani topik percintaan Mas Irfan. Nananina XD

Malamnya kami makan nasi goreng dan sate padang. Kami juga menonton video-video viral seperti "ngoppi apa ngoppi" "NYOH" dan lain sebagainya. Kami begadang semalaman di ruang sekretaris desa untuk menyelesaikan laporan kegiatan. Sebenarnya sih penulis satu-satunya yang tidak ikut begadang. Alasan pertama laporan bagian penulis sudah selesai. Penulis berniat menunggui yang lain tapi tak ada tempat duduk di ruang sekretaris desa dan di kantor desa. Jadilah penulis menunggu di kursi depan kantor desa, tapi penulis terus-terusan digigit nyamuk. Akhirnya penulis memilih menunggu di kamar dan malah ketiduran :V. Padahal teman-teman penulis tidur jam 02.30.


Suasana garap laporan sebelum dilakukan di kantor kepala desa







Dan meski tidur duluan, penulis kesiangan. Penulis baru bangun jam 05.00. Penulis buru-buru sholat subuh sebelum matahari makin tinggi. Biasanya penulis bersama yang lain pergi ke masjid desa untuk berjamaah di sana, tapi melihat pintu kamar para lelaki sudah ditutup, alhasil penulis sudah ditinggal. Sekitar jam 07.00 penulis mendengar suara orang sholat yang dikeraskan. Rupanya mereka jauh lebih kesiangan dibanding penulis :"D
Untuk laporan yang lebih baik!!












 Tri Mas Ketir






 Penyerahan kenang-kenangan oleh ketua kelompok kepada bapak sekretaris desa

Ngoppi apa ngoppi?





Sekian cerita KKN ini. Semoga KKN selanjutnya diberi kelancaran dan kesuksesan.

#DesakuBisa
#PKNSTANMengabdi
#PKNSTANGoesToVillage

1 comment:

About Me

PeketoWritan

Peketo hanyalah nama julukan yang diberikan teman-teman penulis sejak kecil dan akhirnya ia gunakan sebagai nama pena. Kelahiran Malang dan tidak betah panas. Sangat menyukai lemon dan warna kuning. Suka menggambar, membaca novel dan buku pengetahuan umum, serta menulis cerita. Rutinitasnya membaca Webtoon tiap jam sepuluh malam.




Recent Posts

recentposts

Random Posts

randomposts