Saturday, July 4, 2015

Kegiatan Tadarus dan Anggapan Warga Kebanyakan

(Nyuri di Google hohoho :D)

Bulan Ramadhan. Pada puasa semua, kan? Bulan Ramadhan memang sangat identik dengan puasa karena pada bulan ini umat Islam menjalankan puasa satu bulan penuh. Tapi bulan Ramadhan tidak hanya mengandung puasa saja. Ada banyak ibadah lain yang gencar-gencarnya dilakukan, seperti shalat terawih, sahur, dan tadarus Al-Qur'an.

Tadarus ini menjadi topik yang ingin kubahas, mengingat aku juga mengikuti kegiatan ini di kampungku. Banyak hal terjadi yang menurutku menjadi masalah dalam kegiatan tadarus itu sendiri. Yang paling utama adalah pengetahuan orang yang ikut tadarus tentang tajwid Al-Qur'an.

Banyak masyarakat menganggap belajar tajwid tidak sepenting dengan pelajaran umum yang diajarkan di sekolah. Pemahaman ini jelas salah, apalagi bagi orang Islam. Belajar tajwid adalah hal yang penting mengingat Al-Qur'an sebagai kitab suci agama Islam mempunyai hukum sendiri dalam agama Islam. Membacanya tidak bisa asal-asalan, karena jika salah maka bisa menimbulkan perbedaan makna nantinya. Tidak apa-apa mungkin kalau tidak melenceng terlalu jauh, tapi kalau malah jadi makna yang sangat beseberangan? Yang maknanya positif jadi negatif? Tentu saja menimbulkan dosa bagi yang membacanya. Fatal akibatnya. Contohnya saja seperti lafadh berikut:

Diambil dari babarusyda.blogspot.com


Tidak ada kata terlambat dalam belajar. Mumpung masih sempat, masih hidup, masih ada usia, kenapa tidak?

Kebanyakan orang, terutama yang telah dewasa, mengatakan mereka 'malu' untuk belajar tajwid lagi. Apalagi mulai dari iqro'.

Siapa yang berani memandang rendah orang yang menuntut ilmu? Setan saja takut pada orang yang menuntut ilmu. Tak ada ruginya belajar. Yang rugi adalah jika seseorang malu untuk belajar hanya karena memikirkan pendapat orang. Yang perlu dipertimbangkan adalah ridho Allah, bukan pendapat orang. Karena yang menentukan takdir adalah Allah bukan orang. Jika tidak belajar, bisa jadi setan akan menyesatkan setiap bacaannya. Yang ada saat dia mengaji, bukan pahala yang diperoleh justru dosa. Apalagi jika bacaannya salah terus menerus. Jadi, bagi siapapun yang belum lancar membaca Al-Qur'an karena belum belajar tajwidnya atau belum tuntas mempelajarinya, jangan ragu untuk belajar, ok? 

Ikut kegiatan tadarus juga merupakan salah satu cara belajar Al-Qur'an bukan? Cara mempraktikkannya?

Mempraktikkan memang perlu, agar lancar dan bagus nanti bacaannya. Semakin lancar semakin baik. Tapi kurasa jika masih dalam proses belajar sebaiknya tidak mempraktikkannya dalam kegiatan tadarus, apalagi yang dibaca adalah Al-Qur'an. Sejak dulu, sudah disediakan media belajar membaca Al-Qur'an, yaitu iqro'. Lancarkanlah iqro' dahulu. Jika sudah mantap dan siap, baru mulai membaca Al-Qur'an.

Beberapa orang prihatin kadang saat mendengar bacaan tadarus yang masih patah-patah. Beruntung jika ada yang mampu mengingatkan bacaan salah tersebut. Tadarus akan lebih indah jika dilafadhkan dengan fasih, apalagi yang mendengarkan khalayak ramai. Selain memperoleh pahala karena membaca Al-Qur'an, juga dapat menjadi kegiatan syiar Islam yang baik. Siapa tau ada orang yang masuk Islam setelah mendengarkan lantunan ayat yang kita bacakan.

Kalau begitu, saya tidak ikut kegiatan tadarus lagi, karena saya belum lancar membaca Al-Qur'an.

Jika tidak ikut tadarus dengan alasan demikian, tentu itu bukan tindakan yang benar. Jika tidak ikut membaca, ikut mendengarkannya tidak rugi. Malah berpahala. Pahala yang dilimpahkan sama dengan yang membaca Al-Qur'an.

Tidak ada yang salah saat membaca Al-Qur'an, asalkan ada usaha konkret dalam mendalami ilmunya. Jika membacanya tanpa berpengetahuan, itu termasuk tindakan kebodohan yang dibenci Allah. Jika sudah ada usaha untuk mempelajarinya dan mulai mengamalkannya walaupun masih patah-patah, maka baginya dua pahala.

"Orang yang mahir membaca Al-Qur'an kedudukannya di akhirat bersama malaikat yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata dan kesulitan, maka baginya dua pahala." (HR. Bukhari Muslim)

Nah, semoga tulisan ini memberi manfaat bagi kita semua. Terima kasih telah membaca :)

1 comment:

  1. ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
    Tulisannya bermamfaat. :)
    ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬

    ReplyDelete

About Me

PeketoWritan

Peketo hanyalah nama julukan yang diberikan teman-teman penulis sejak kecil dan akhirnya ia gunakan sebagai nama pena. Kelahiran Malang dan tidak betah panas. Sangat menyukai lemon dan warna kuning. Suka menggambar, membaca novel dan buku pengetahuan umum, serta menulis cerita. Rutinitasnya membaca Webtoon tiap jam sepuluh malam.




Recent Posts

recentposts

Random Posts

randomposts