Monday, May 25, 2015

ANTI-"SEMANGAT, YA!"

Ya. Inilah salah satu sifatku yang berbeda dari yang lain. Aku sangat anti kata "Semangat, ya!". Aku muak mendengarnya. Dan makin muak saat ternyata kata-kata itu malah ditujukan padaku.

Pertanyaannya, kenapa aku bisa membenci kata ini?

Semua berawal dari keikutsertaanku dalam panitia dekorasi. Panitia yang bertugas mengurusi dekorasi suatu acara di sekolahku. Saat itu, di sekolahku ada acara yang bernama Legionnaire dan kebetulan aku mendapat tugas sebagai seksi dekorasi. Dan tidak sekedar menjadi panitia, aku juga mendapat tugas sebagai koordinator. Jadilah aku merekrut beberapa orang menjadi anggota seksi dekorasi Legionnaire. Kami menamai diri kami "Doodle".

Karena setiap hari kami disibukkan bersekolah, maka kami hanya bisa bekerja saat malam hari. Kami bekerja secara rutin tiap pukul 22.00 WIB. Kami berkumpul di suatu ruang yang bernama 'living' dan mulai menggambar, menggunting, menempelkan. Kami juga memiliki makanan alias konsumsi agar kami tetap melek.

Semuanya biasa-biasa saja. Kami makan sambil bekerja, kami bercanda, ngobrol, tertawa. Tapi semua berubah saat ada anak selain Doodle masuk ke living dan memulai percakapan.


Yang menyebalkan.

"Ini lagi ngapain?"
"Lagi ngedekor buat Legionnaire."
"Oh ... dekor," dia manggut-manggut. "Kalo gitu, semangat, ya!" kemudian dia pergi.

Dia pergi.
Begitu saja.

"Apaan, tuh, bisanya nyemangati doang. Bantuin kek, ngasih konsum kek." salah satu dari kami mulai keki.
"Udah, kan dia doang yang kayak gitu. Berdoa aja semoga nggak ada yang gitu lagi."
Kami lanjutkan pekerjaan seperti biasa.

Kami mulai tidak biasa saat beberapa orang masuk lagi dan melakukan hal serupa, dengan berbagai variasi.
"Semangat, ya!"
"Semangat aja, ya!"
"Kalian keren, deh. Semangat!"
"Wah bagus banget! Semangat buat kalian!"
Yang mau digimanain juga, maknanya tetep sama T_T
Dan akhirnya kita muntab.

"AWAS AJE YE SAMPE ADA LAGI YANG MASUK SAMA BILANG SEMANGAT YA TANPA BANTU BANTU GUE BUANG TUH ANAK KE MERAPI!!" Kami mulai gak woles. dan aturan itupun ditetapkan. Dan sudah banyak orang jadi bentakan. Ada orang baru ngintip di pintu, kita udah membabi buta.

"APALU?! MAU BILANG SEMANGAT YA JUGA? BERANI LU? TEGA LU GAK BANTUIN KITA ERJA MALEM2 LUNYA ENAK2AN TIDUR???" dan orangnya langsung ngacir sambil keder.

Bencana kembali datang, kali ini, ada yang berniat membantu. Seseorang masuk.

"APALU?!"
"Mau bantu kok... beneran..." kita pun ngijinin dia duduk dan tangannya mendekati sesuatu.
Makanan.
"Wah ada konsum. Minta yaa," dia mencomot beberapa. Lalu tiba-tiba erdiri, dan pergi.

Dia pergi.
Begitu saja.

Sejak saat itu, makanan kami sembunyikan. Living menjadi privasi kami. Dan kata semangat ya menjadi kata terlarang yang bisa membangitkan amarah.

Karena saat seseorang mengatakannya, dia hanya bisa mengucapkannya, tanpa ada tindakan nyata. Tanpa ada bantuan. Hanya sekedar ucapan. Itu menyakitkan. Padahal yang paling kami butuhkan adalah bantuan.

Begitulah ceritanya.

No comments:

Post a Comment

About Me

PeketoWritan

Peketo hanyalah nama julukan yang diberikan teman-teman penulis sejak kecil dan akhirnya ia gunakan sebagai nama pena. Kelahiran Malang dan tidak betah panas. Sangat menyukai lemon dan warna kuning. Suka menggambar, membaca novel dan buku pengetahuan umum, serta menulis cerita. Rutinitasnya membaca Webtoon tiap jam sepuluh malam.




Recent Posts

recentposts

Random Posts

randomposts