(Ini hanyalah sebuah opini sekaligus curhatan. Terima kasih kepada Anda yang telah bersedia meluangkan sedikit waktu membaca postingan kali ini.)
Insan Cendekia
Tahun
2015 ini tersebar rumor yang cukup hangat menyangkut MAN Insan Cendekia, salah
satunya adalah jumlah sekolah prestisius ini akan diperbanyak dan tersebar luas
di bumi Indonesia. Seperti yang telah diketahui bahwa selama ini sekolah yang
terkenal dengan sebutan IC ini hanya tersedia di 3 wilayah yakni Serpong,
Gorontalo, dan Jambi. IC adalah sekolah menengah atas yang didirikan oleh
Presiden Ketiga Republik Indonesia yakni Bapak B.J Habibie. MAN Insan Cendekia
Serpong adalah sekolah yang paling pertama didirikan, menyusul Gorontalo dan
Jambi. IC terkenal di saentro negeri tidak hanya karena pendirinya, salah
satunya adalah karena sekolah ini adalah sekolah beasiswa yang mengadakan
seleksi ketat tiap tahunnya bagi siapapun dari berbagai daerah di Indonesia yang
ingin menjadi murid di sana. Alhasil para siswa di IC adalah mereka yang mampu
mengalahkan hampir ribuan peserta yang mendaftar.
Secara
umum, hal yang menarik perhatian pertama para pendaftar adalah beasiswa yang
diberikan di IC. Sekolah ini adalah sekolah beasiswa yang membebaskan
pembayaran kepada seluruh peserta didiknya. Dan ini hanya dibatasi kepada 360
orang tiap tahunnya (dengan kata lain 1 angkatan di masing-masing IC terdiri
dari 120 siswa). Selain itu sistem pendidikannya juga berbeda dari yang lain,
karena para siswa yang terpilih untuk belajar di sini memiliki kemampuan yang
lebih berdasarkan hasil tes masuk. Bahkan bisa dibilang, proses belajarnya
cenderung lebih berat dari sekolah lain, ditambah lagi persaingan di sini cukup
ketat. Namun hal ini menjadikan siswa di sini berusaha semaksimal mungkin untuk
menghadapi proses tersebut dan bersaing dengan baik.
Yak,
cukup basa-basinya. Yang di atas tadi adalah prolog tentang IC.
Nah,
seperti yang diketahui IC sekarang diperbanyak. Jumlahnya menjadi kurang lebih
belasan IC nantinya yang akan berdiri di Indonesia, yang awalnya hanya ada 3.
Secara logika, kalau IC diperbanyak, maka dana yang akan dikeluarkan sebagai
beasiswa juga akan meningkat berkali-kali lipat. Maka dari itu tersebarlah
rumor bahwa IC tidak mengadakan program beasiswa lagi bagi peserta didik
periode 2015/2016.
Dan
ternyata itu bukan rumor lagi, melainkan benar apa adanya.
Tersebar
kabar lagi bahwa biaya pendidikan (sebut saja SPP) tiap bulannya adalah Rp.
1.500.000,00. Wow, sebuah angka yang cukup membuatku menelan ludah. GEDE
BANGET!
Aku
dan teman-temanku terkejut tentu saja. Kami membuat ekspektasi bagaimana IC
nanti ke depannya jika tidak ada beasiswa.
1,5
juta perbulan, yang artinya 18 juta tiap orang pertahun. Sebuah angka fantastis
yang cukup mendadak bagi IC yang sebelumnya adalah sekolah beasiswa. Kalaupun
ada pembayaran, pembayaran itu hanya terdiri dari 3 hal: uang kegiatan (yang
dibayarkan persemester, nilainya kisaran 2-4 juta tiap orang), transportasi
(bagi yang rumahnya jauh), dan uang jajan alias uang saku. 18 juta belum
mencakup transportasi dan uang saku. Hm.
Apakah peminatnya akan berkurang? Masih belum diketahui secara pasti. Yang jelas di sini aku ingin curhat sedikit. Aku termasuk salah satu orang yang tidak mempunyai kakak kelas ataupun adik kelas yang berasal dari sekolah asalku. Dan secara manusiawi aku ingin ada yang menemani. Beberapa bulan yang lalu tepatnya saat libur sekolah seorang adik kelas mulai bertanya-tanya padaku seputar IC, dan ternyata ia berminat mendaftar. Aku kegirangan sekali tentunya. Aku terus-terusan berdoa agar dia lolos seleksi nantinya. Aku belum memberi tahunya tentang rumor IC non-beasiswa ini. 1 minggu yang lalu, ternyata ia sudah mengetahui informasi tentang itu. Dan tentunya tanpa basa-basi lagi dia mengatakan "Kalau seperti itu aku nggak jadi ke sana, Mbak. Biayanya terlalu besar. Padahal salah satu yang aku incar kan beasiswanya.". Aku bukan anak orang kaya, begitu pula dia. Aku sedih sekali mendengarnya. Makin sedih saja aku saat dia bilang "Padahal ada 4 orang temanku juga yang berminat ke sana. Tapi setelah tahu info itu, kita ngebatalin semua.".
Sedih sekali. SEDIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIH SEKALI :'(. Bisa Anda ambil kesimpulan sendiri oke?
Biayanya besar. Yang kami khawatirkan sekarang adalah IC nantinya hanya diisi oleh orang-orang yang "berduit". Aku bukanlah orang kaya seperti yang tadi kubilang, dan banyak dari temanku di IC yang sama denganku. Kami tertolong berkat beasiswa yang diberikan. IC hanya terkhusus bagi mereka yang berduit, melenyapkan semangat orang-orang menengah sepertiku tentunya. Adik kelasku sebagai salah satu buktinya. Lenyap sudah cita-citanya mengenyam pendidikan di Insan Cendekia.
Back to topic. Jika IC hanya bisa dimasuki mereka yang memiliki biaya, maka ... jujur saja. Aku orang yang "agak gimana gitu" dengan orang-orang kaya. Baguslah kalau mereka bercampur dengan orang-orang yang bukan kaya. Sifat borju (ini alamiah tentunya) mereka bisa diredam. Lah, kalau semuanya kaya, siapa yang akan meredamnya? IC akan terkesan menjadi sekolah yang isinya orang-orang borju. Apalagi di IC-IC yang baru dibangun, apa jadinya kalau angkatan pertamanya isinya orang-orang yang ... oh, sudahlah.
Aku harap ada yang bisa melakukan sesuatu tentang ini. Aku harap ada hikmah di balik semua ini. Setidaknya ... setidaknya ... Jika IC jadi non-beasiswa nantinya dan hal ini tidak bisa diganggu gugat, setidaknya biarkanlah ICG, ICJ, dan ICS tetap menjadi sekolah beasiswa. Sehingga bagi mereka yang tidak mampu tetap memiliki kesempatan untuk bersekolah di IC.
Walaupun terkesan tidak adil. Tapi, setidaknya ...
Haah~ lega rasanya bisa menulis ini. Mari bersama-sama berdoa saja untuk masa depan Indonesia yang lebih baik! :D
No comments:
Post a Comment