Tuesday, August 1, 2023

Catatan Endometriosis: Apakah Ini Penyakit Berbahaya? (Part 1)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh :)


APA KABAR EVERIBADEH HAHAHAH (menyapa warga dengan heboh) (berdebu)


Blog ini hampir 3 tahun terbengkalai gara-gara tagihan custom domain blog ini nggak dibayar-bayar. Posisi penulis lagi males nulis juga padahal dalam 3 tahun itu juga ada pandemi COVID yang mana sebenarnya ada kesempatan buat nulis banyak hal, tapi yah banyak tapinya akhirnya nggak terlaksana. Akhirnya blog ini disetel ke setelan pabrik pake domain gratisan dari blogspot aja. And here i am :) raditapeketo(dot)com you'll be missed. Kapan-kapan beli lagi kalau udah mulai rajin nulis lagi.


Kali ini penulis mau cerita tentang pengalaman penulis. Pada tanggal 13 Oktober 2022, penulis didiagnosa terkena endometriosis. Endometriosis itu apa sih?


Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita mundur ke beberapa bulan sebelumnya.


Trigger Warning: akan banyak diceritakan soal muntah-muntah. Kalau ngerasa nggak nyaman, sebaiknya nggak usah dibaca. 


Kurang lebih sejak pertengahan 2022, perut penulis mulai bermasalah lagi. Penulis memang punya maag, selain itu juga saat haid sering merasa nyeri berlebihan yang kadang sampai muntah. Penulis bolak-balik ke dokter, diagnosa awalnya sih kemungkinan karena maagnya kambuh lagi. Akhirnya diresepkan obat-obat maag.


Ternyata walaupun sudah minum obat, rasa sakitnya masih berlanjut. Beberapa kali saat malam hari perut rasanya sakit seperti ditusuk, saking sakitnya penulis sampai tidak bisa tidur. Penulis ke dokter lagi dan mencoba mengonsultasikan masalah itu, karena obat maagnya tidak membantu, akhirnya diarahkan untuk melakukan tes urin. Dari situ terdapat kemungkinan bahwa penulis terkena infeksi saluran kencing (ISK). Penyebabnya mungkin karena penulis kurang minum air putih dan/atau suka menahan kencing. Lalu penulis disarankan untuk memperbanyak minum air putih minimal 2 liter, tidak menahan kencing dan diresepkan obat dan antibiotik. Jujur saja, penulis sebenarnya tidak mampu minum air 2 liter sehari wkwkwk minum 1 liter lebih saja sudah untung. Soalnya kapasitas segitu terlalu banyak dan yang ada malah setengah hari habis buat beser jadi ya penulis minum semampunya saja.


Dan meskipun obatnya sudah habis, rasa sakitnya masih belum hilang juga. Masih sering tidak bisa tidur di malam hari karena menahan rasa sakit di perut sebelah kiri. Saat haid, kebiasaan nyeri sampai muntah beberapa kali muncul juga. Padahal dulu saat haid penulis tidak teratur penulis sudah jarang muntah-muntah saat haid. Namun beberapa bulan terakhir siklus haid penulis mulai teratur/normal (siklus 28-29 hari dengan masa haid di bawah 10 hari, biasanya siklus 30-31 hari dengan masa haid 15 hari T___T) yang sayangnya justru diikuti dengan kembalinya kebiasaan muntah-muntah penulis.


Lalu puncaknya, tanggal 11 Oktober 2022, penulis pecah telor muntah di kantor.


Di ruangan seksi.


Bencana besar.


Jadi selama ini kalau muntah, muntahnya selalu pas di kosan. Atau kalau sudah kerasa mual-mual nggak jelas, penulis izin pulang lebih awal lalu muntah ketika sudah sampai kosan.


Jadi orang kantor terbengong-bengong liat penulis yang tiba-tiba muntah, karena sebelumnya memang nggak pernah. Paling taunya penulis sering izin karena sakit perut, tapi nggak pernah benar-benar lihat sakitnya seperti apa.


Untungnya, penulis nyetok kresek tak terpakai di meja, jadi pas hampir muntah penulis langsung ngambil kresek itu dan (berhasil) nggak muntah di lantai kantor. Rekan-rekan kerja langsung panik. Penulis juga panik. Soalnya MUNTAHNYA NGGAK BERHENTI-BERHENTI.


FAK FAK INI KENAPA KOK NGGAK MAU STOP???


Tiba-tiba throwback ke tahun 2019 ketika penulis masuk IGD karena muntah nggak berhenti-berhenti sampai isi perut kosong dan hanya muntahin cairan asam. Wah kalau ingat masa itu, rasanya beneran kayak mau mati. Soalnya isi perut beneran udah keluar semua selama hampir sejam DAN MASIH MUNTAH LAGI.


Penulis benar-benar merasa berterima kasih karena rekan-rekan kerja penulis saat itu benar-benar sigap. Mereka segera menyiapkan mobil untuk ke rumah sakit. Rumah sakitnya deket banget sebenarnya cuman karena penulis udah nggak sanggup jadi harus dituntun ke mobil. Dan di mobil penulis MUNTAH LAGI. Udah nggak tau lagi men penulis cuman bisa pasrah.


Baru ketika sudah sampai IGD dan diinfus, penulis nggak muntah lagi.


Long story short, hari itu penulis nggak harus sampai dirawat. Setelah infusnya habis, penulis diizinkan pulang dan diberikan semacam surat rekomendasi (?) untuk periksa ke dokter spesialis Obgyn karena dikhawatirkan ada kista rahim. Namun sebelumnya penulis perlu surat rujukan dari faskes penulis. Akhirnya penulis diantar pulang (malu banget jujur karena pas itu kamar penulis SUPER DUPER BERANTAKAN maklum karena berhari-hari sebelumnya emang lagi sakit-sakitan) dan beristirahat. Sialnya hari itu hari terakhir pendaftaran beasiswa kuliah ekstensi. Penulis berhasil daftar dan submit semua berkasnya sih, sayangnya saat pengumuman tahap pertama, penulis nggak lolos :")


Keesokan harinya, penulis izin tidak masuk kantor untuk meminta surat rujukan dari faskes penulis. Penulis baru dapat surat rujukannya selepas dhuhur, namun penulis tidak langsung ke rumah sakit karena jadwal dokter spesialis Obgyn baru ada keesokan harinya. 


Penulis berangkat ke rumah sakit mengenakan kaos kantor, kebetulan hari itu di kantor ada acara perayaan, niatnya setelah dari rumah sakit penulis mau langsung ke kantor dan ikut acara tersebut.


Rencananya sih begitu, sampai penulis mendengar diagnosa dokter Obgyn.


"Jika dilihat dari hasil USG, ada endometriosis di rahim mbak, besarnya kurang lebih 3.34 cm."


Wha............?


Dokter menerangkan apa itu endometriosis. Berdasarkan website Alodokter, endometriosis adalah kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim. Sederhananya, endometriosis itu bentuknya kayak benjolan kecil di dinding rahim, lebih awam disebut sebagai kista rahim. Gejala utama endometriosis ini adalah nyeri hebat pada saat siklus menstruasi. Jadi si endometriosis inilah penyebab nyeri-nyeri perut berlebihan yang penulis rasakan belakangan ini.


Hasil USG tanggal 13 Oktober 2022

Sejak awal haid dulu ketika SMP, penulis sudah sering bolak-balik ke spesialis obgyn. Awalnya dulu karena siklus haid yang tidak teratur (lebih banyak masa pendarahan daripada sucinya, atau lebih dikenal dengan istihadlah). Saat itu dokter mengatakan kemungkinan ini karena masih masa awal haid, efek dari hormon yang masih menyesuaikan dan sebagainya. Lalu saat SMA, mulai upgrade tuh haidnya dari yang dulunya nggak teratur jadi nambah satu penyakit yaitu muntah-muntah saat nyeri haid berlebihan. Ketika berobat ke obgyn lagi, pernyataannya sama. Hasil USG menunjukkan rahimnya normal-normal saja dan kemungkinan karena faktor hormon dan stres. Lalu ketika kuliah kedua gejala ini mulai berkurang, namun siklus menstruasinya kadang-kadang masih panjang. Setelah lulus kuliah siklus menstruasi kacau lagi dan mulai muntah-muntah lagi. Ke obgyn lagi, pernyatannya sama lagi. Rahim aman, kemungkinan faktor hormon dan stres. Sampai-sampai rasanya kalau penulis jadi Avatar, penulis pengen punya kemampuan mengendalikan hormon dan stres. Karena kadang penulis ngerasa biasa aja, nggak stres kenapa-napa, tapi tubuh penulis berkata lain. Jadi suka doubting diri sendiri apa penulis terlalu banyak pura-puranya, ya.


Lalu baru kali ini mendapatkan hasil yang beda. Ternyata ada yang aneh di rahimnya. Ada kistanya. Penulis speechless.


Kena mental juga sih lumayan. Lebih karena nggak tau itu penyakit apaan. Kalo denger namanya "kista rahim" aja rasanya kayak penyakit parah banget, jadi takut.


"Untuk pengobatannya, bisa dengan terapi hormon dan operasi. Namun biaya terapi hormon ini tidak ditanggung BPJS....."


Wah ini nih, bencana satu lagi.


Dan lagi, dokter tidak menyarankan opsi operasi kepada penulis karena posisi penulis belum menikah. Jadi disarankan untuk terapi hormon saja. Namun mengingat biayanya itu, dokter meminta penulis untuk berdiskusi dulu dengan orang tua/keluarga penulis.


Lalu akhirnya penulis pulang, dan mulai mencari tau lebih lanjut tentang endometriosis itu.


Sekian dulu untuk pembukaan cerita terkait endometriosis yang penulis alami. Kalo rame lanjut part 2 ( ๑‾̀◡‾́)σ"




No comments:

Post a Comment

About Me

PeketoWritan

Peketo hanyalah nama julukan yang diberikan teman-teman penulis sejak kecil dan akhirnya ia gunakan sebagai nama pena. Kelahiran Malang dan tidak betah panas. Sangat menyukai lemon dan warna kuning. Suka menggambar, membaca novel dan buku pengetahuan umum, serta menulis cerita. Rutinitasnya membaca Webtoon tiap jam sepuluh malam.




Recent Posts

recentposts

Random Posts

randomposts