Tuesday, February 7, 2017

Kenapa Harus IC? (part 1)

Ihiw poto kapan nieh :3

(Alhamdulillah akhirnya apdet lagi setelah bertahun-tahun membusuk *kibas sarang laba-laba*)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh J

Halo adek-adek kelas IX! (ciee adek) (dah tua nih mbak kiwkiwkiw) terutama yang pengen masuk IC atau penasaran tentang IC atau masih bingung mau lanjut ke mana? Bisa banget dibaca artikel saya yang satu ini. Saya dedikasikan spesial buat almamater dan adek-adek sekalian.

Pertama, saya perkenalkan dulu apa itu IC. IC atau Insan Cendekia adalah sebutan praktis untuk MAN Insan Cendekia. Sekolah madrasah yang mendapat beasiswa dari Kemenag RI. Dulu IC Cuma ada tiga; Gorontalo, Jambi, Serpong. Kebetulan saya alumni IC Serpong. Tapi sekarang IC sudah tersebar di seluruh Indonesia diantaranya Aceh Timur, Pekalongan, Sorong, Ogan Komering Ilir, Siak, Paser, Bangka Tengah, Padang Pariangan, Bengkulu, Kota Batam, Tanah Laut, Sambas, Kendari, dan Kota Palu. Bener-bener sekarang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Nah, apa imbasnya jika jumlah IC ditambah?

Ini artinya, sekolah yang dulunya memberi beasiswa penuh sekarang tidak lagi bisa seperti itu, karena beasiswa itu terbagi-bagi dalam skala yang lebih kecil untuk tiap sekolah. Alhasil, IC sekarang memberlakukan pembayaran bagi siswa-siswanya.

Saya cukup sedih melihat beberapa adik kelas saya yang awalnya begitu bersemangat masuk IC, pelan-pelan melangkah mundur begitu mengetahui bahwa sekolah itu tidak gratis lagi. Saya bukan dari kalangan keluarga berada, begitu pula adik kelas saya. Mereka mengurungkan niatnya karena terhalang biaya. Cukup disayangkan.

Dalam hal itu, saya mencoba meluruskan agar mereka tidak menyerah terlebih dahulu. Menurut survei yang telah saya lakukan, beberapa anak mundur bukan karena pembayaran SPP, namun karena pembayaran uang kegiatan yang dibayarkan persemester. Awalnya mereka masih mampu membayar SPP, namun setelah saya terangkan tentang adanya biaya persemester, semangat mereka mulai turun. Saya pun tidak bisa menutupinya. Alangkah baiknya saya beritahukan hal pentingnya sekarang daripada mereka terlewat senang namun ujung-ujungnya enggan.

Yang perlu diketahui adalah, uang kegiatan ini bukannya tidak ada solusinya. Uang kegiatan ini, jika dirasa tidak mampu membayar, dapat dimintakan keringanan untuk membayar semampunya. Sisanya akan ditanggung dengan dana komite yang ada di tiap angkatan. Hal ini sudah berlaku sejak angkatan terdahulu, termasuk angkatan saya. Beberapa teman saya terbantu dengan adanya dana komite ini, sehingga mereka tetap dapat melanjutkan sekolah bersama-sama bahkan hingga lulus. Bagi saya, biaya ini harusnya bukan perngahalang yang besar, insyaAllah ada solusinya. Seperti kata pepatah, “Banyak jalan menuju Roma.”, hal seperti ini pun pasti banyak solusinya. Banyak yang akan membantu agar siswa-siswa terpilih dapat menyelesaikan studinya di IC dengan baik. Apalagi tujuan masuk ke IC adalah menuntut ilmu, sebuah tujuan yang mulia. Allah pasti akan memberikan kemudahan bagi orang-orang yang menuntut ilmu.

Selain itu, biaya pendaftaran juga gratis (hanya perlu keluar transport menuju lokasi tes tulis yang sudah ditentukan). Menurut saya, selagi biaya pendaftaran ini gratis, tidak ada salahnya mencoba untuk mendaftar. Karena saya melihat beberapa orang mundur bahkan sebelum melakukan pendaftaran. Kesempatan yang berharga bisa lepas. Siapa yang tahu jika sebenarnya Anda bisa lolos sebagai peserta didik baru di IC? Maka dari itu, saya sarankan, tetaplah mendaftar, lakukan persyaratan yang ada, dan berdoalah kepada Allah atas usaha yang telah kalian lakukan. Allah tidak akan pernah mengkhianati hasil ikhtiar hamba-hamba-Nya.

Untuk part 1 ini sekian yang dapat saya sampaikan. Bagi adek-adek yang mau tanya-tanya sangat dipersilahkan. Jangan lupa baca part 2-nya karena setelah adek-adek membacanya, insyaAllah makin semangat masuk ke IC J Sampai jumpa calon peserta didik baru MAN Insan Cendekia!

Radita Nilna Salsabila
Politeknik Keuangan Negara STAN

D3 Administrasi Perpajakan 2016

No comments:

Post a Comment

About Me

PeketoWritan

Peketo hanyalah nama julukan yang diberikan teman-teman penulis sejak kecil dan akhirnya ia gunakan sebagai nama pena. Kelahiran Malang dan tidak betah panas. Sangat menyukai lemon dan warna kuning. Suka menggambar, membaca novel dan buku pengetahuan umum, serta menulis cerita. Rutinitasnya membaca Webtoon tiap jam sepuluh malam.




Recent Posts

recentposts

Random Posts

randomposts