Memang benar, sebelum masuk IC aku bukan orang yang rajin belajar, bahkan cenderung sangat pemalas. Saat masih SD aku begitu rajin, karena tiap belajar aku selalu dikontrol oleh ibuku. Sejak masuk MTs dan aku tinggal di pesantren, entah mengapa aku menjadi sangat malas. Aku merasa bosan dengan cara guru menyajikan soal sangat ulangan. Seolah-olah semuanya bisa ditebak, sehingga aku belajar bagian yang aku anggap akan keluar di ulangan.
Saat tes IC pun, aku justru lebih memilih untuk menonton film horor pada malam harinya, sebut saja Paranormal Activity 4 atau Sinister ditambah dengan Posession. 3 temanku yang lain sibuk belajar. Siapa sangka ternyata aku yang masuk, aku sendiri juga bingung. Aku merasa saat teman-temanku membahas soal, aku banyak melakukan kesalahan.
Ternyata sebagian besar teman baruku di IC juga mengatakan hal yang sama. Pada saat MTs mereka malas, belajar hanya saat akan ulangan. Pada saat ulangan pun ada beberapa soal yang menyontek. Saat tes masuk juga jarang yang belajar. Mereka mengatakan bahwa orang-orang yang belajar di koridor pada saat tes masuk ustru tidak lolos tes.
Selama ini aku tak mengenal apa itu remedial sekalipun aku belajar asal-asalan nilaiku selalu di atas rata-rata. Semenjak masuk IC yang menuntutku untuk berusaha sendiri, aku harus belajar. Tidak belajar berarti remedial menghajar. Apalagi kalau sudah remedial nilaiyang didapat hanyalah nilai rata-rata, berbeda dengan saat MTs, jika nilai remdial lebih bagus maka nilai itu yang digunakan. Di IC belajar bukan sekedar menghafal tapi juga memahami, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar. Begadang agar besok tidak remed. Padahal di masa lalu aku begadang hanya untuk nongkrong.
Hebatnya, jika terjadi sesuatu akibat ikhtiar.
No comments:
Post a Comment