Foto lama, sih. Tapi foto ini yang paling mewakili tulisan ini.
(Akhirnyaaa... kesampaian juga nulis 'ini' di blog hvft)
Contoh paling gampang, nonton film Ayat-Ayat Cinta.
Dulu pas SD aku kepo banget ama film ini. berhubung pas SD aku doyan banget nonton sinetron (fyi, sinetron pas jaman itu emang bagus dan berkualitas) dan para pemain AAC pada cakep-cakep mwehehehe. Apalagi AAC kayaknya ngehitz banget di Indonesia. Siapa yang nggak kepo?
Tapi nyatanya, aku baru nonton AAC pas kelas 9 MTs. Saat aku mulai mengenal yang namanya "Download film via IDM gratis pake WiFi". Dan nggak tanggung-tanggung aku nangis nonton film itu. Terharu banget!
Nah, pas aku cerita ke temen-temenku kalo aku nangis nonton AAC, semuanya (atau sebagian besar) kebingungan. "Nggak terlalu sedih, tuh. Aku udah nonton pas SD dulu."
Saat itu aku menyadari sesuatu.
Mungkin memang sudah takdirku untuk menonton AAC pas MTs, atau agak dewasa sehingga aku bisa menghayatinya. Coba kalo pas SD dulu, mungkin aku tidak akan merasakan apa-apa dan tidak menobatkannya sebagai film paling baper sepanjang masa.
Gak paham, ya? Yah, bukan contoh yang bagus, sih...
Oke, kali ini serius.
Kalo berdasarkan umur, maka aku termasuk golongan yang umurnya lebih tua dibandingkan teman-temanku. Konon pas TK aku tergolong anak yang pemalu banget (hukum karma berlaku, Kawan. Aku yang sekarang, sih, malu-maluin). Sehingga orang tuaku memutuskan untuk menambah satu tahun lagi masa belajarku di TK. Hasilnya? Aku jadi seperti anak kecil wahahaha.
Dulu aku selalu menyesali hal itu. Aku selalu dipanggil 'tua' oleh teman-temanku. Selalu kena tunjuk dengan dalih, "Kan kamu yang paling tua.". Sering jadi sasaran dibuli. Yah, pokoknya banyak ruginya, deh. Apalagi dulu aku iri dengan kakak kelas yang seumuran denganku sudah mendahuluiku (pastinya). Aku iri gitulah.
Aku terus bertanya-tanya. Kenapa aku terus-terusan tertinggal gara-gara umur? Kenapa aku harus jadi tertua di mana-mana? Tak satu pun memberiku jawaban.
Baru-baru ini, aku seperti mendapatkan jawabannya,
Kenal Eisthera Gritanefic? Itu adalah nama angkatanku di MAN. Angkatan ungu. Yang suka makan. Yang cinta gratisan. Yang tenjoy. Yang kompak dan somvlak. Yang shine like a diamond. Yang saling menjaga. Yang saling memahalkan. Intinya angkatanku tercinta.
Ihiy asoy banget yak.
Aku suka banget angkatan ini (iyalah). Beruntung rasanya aku berada di sini sebagai bagian dari Eisthera. Saat mengatakan itu, saat itu juga aku menyadari sesuatu.
Mungkin inilah jawabannya!
Mungkin aku sengaja menambah waktuku di TK, supaya tahunku masuk IC bersamaan dengan lahirnya Eisthera. Coba kalau dulu aku tetap ngotot masuk SD. Mungkin aku akan jadi anak yang punya sindrom malu akut, atau mungkin aku masuk IC bareng kakak kelasku, yang btw tidak sama rasanya jika bersama Eisthera.
Itu semua takdir yang dirancang Allah dan aku benar-benar mensyukurinya. Bayangkan, butuh waktu kurang lebih 13 tahun untuk menyadari suatu 'sebab' menjadi 'akibat'. Seperti kata Steve Job, sebab dan akibat itu bagaikan sebuah titik. Jarak pisahnya berbeda-beda, apakah jauh atau dekat. Yang jelas, titik-titik itu akan saling berhubungan, melalui jarak yang jauh sekalipun. Sehingga kadang ada kalanya kita menyadari kenapa-ini-menjadi-begitu dalam waktu yang singkat, ada juga yang menyadarinya setelah beberapa tahun berlalu. Seperti kasusku.
Tak akan ada titik yang berdiri tunggal sendirian. Tak ada yang namanya kebetulan. Semuanya pasti sudah direncanakan dengan sangat sempurna oleh Allah SWT. Dan dengan percaya dan mensyukuri apapun hasil rancangannya, semoga itu semua mampu menggiring kita untuk semakin dekat kepada-Nya. Aamiiin.
No comments:
Post a Comment